Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman dari proses perjalanan bisnis yang saya lalui. Dan menjadi pelajaran berharga bagi saya bahwa bisnis tidak selalu tentang action, action dan action.
Memang action merupakan salah satu syarat yang fundamental bila kita ingin memulai bisnis. Namun disisi lain berhitung tentang resiko, layak atau tidaknya suatu bisnis untuk di jalankan (profitable atau tidak? proven atau tidak?) adalah hal yang sangat perlu untuk di pertimbangkan. Hal ini merupakan syarat penting agar bisnis tidak hanya kelihatan untung padahal buntung, tidak hanya kelihatan bisnisnya besar tapi hutangnya juga besar.
Tidak sedikit pebisnis yang bermindset terlalu kanan akhirnya terjebak dalam sebuah hutang yang besar. Terjebak dalam masalah-masalah pelik yang muncul setelah usaha telah berjalan. Yang pada akhirnya masalah diselesaikan dengan masalah. Bisnis dibiayai dengan hutang, hutang dibayar dengan hutang. Pebisnis yang bermindset terlalu kanan, akan berpikir yang penting bisnis terus berjalan apapun resikonya. Yang penting omzetnya besar, bisa bayar karyawan, produksi lancar, asset banyak dan kebutuhan pribadi terpenuhi.
Padahal omzet besar bukan berarti profitnya juga besar, profit besar belam tentu cashnya juga besar. Padahal yang paling penting dalam bisnis adalah CASH! TITIK. Karena bisnis akan percuma bila omzetnya besar bila tidak profit, profit besar tapi habis untuk bayar hutang usaha sana-sini, pembiayaan sana sini, dan habis dipakai untuk membayar hutang pribadi (cicilan mobil, cicilan rumah, dll cicilan untuk memenuhi gaya hidup)
Ternyata bermain 'aman' jauh lebih menentramkan hati dan pikiran. Apalah jadinya kalau bisnis besar asset banyak tapi hutang dimana-mana, cicilan yang harus dibayar sangat banyak.
No comments:
Post a Comment